Berbagai keutamaan &
Kisah/hal
|
Pertemuan dengan Alloh
1.Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ingin bertemu Allah, maka Allah
juga ingin bertemu dengannya dan barangsiapa yang tidak senang untuk bertemu
dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya." Saya lalu
berkata: "Ya Rasulullah, apakah ertinya tidak senang untuk bertemu dengan Allah
itu ialah benci kepada kematian. Kalau begitu kita semua pun benci akan kematian
itu?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Bukan demikian yang dimaksudkan. Tetapi
seseorang mu'min itu apabila diberi kegembiraan dengan kerahmatan Allah serta
keredhaanNya, juga syurgaNya, maka ia ingin sekali bertemu dengan Allah, maka
itu Allah juga ingin bertemu dengannya, sedang sesungguhnya orang kafir itu
apabila diberi ancaman perihal siksa-nya Allah dan kemurkaanNya, maka ia tidak
senang untuk bertemu dengan Allah itu dan oleh sebab itu Allah juga tidak senang
untuk bertemu dengannya." (Riwayat Muslim)
Saat-saat beriman
1.) Dari abu rib'i handzalah bin robi' al
usayyidiy; salah seorang sekretaris rasulullah saw ia berkatal saya bertemu
dengan abu bakar ra, kemuda ia bertanya ; bagaimanakah keadaanmu hai handzalah?
saya menjawab; handzalah kini telah munafik, Abu bakar berkata, SUBHANALLAH apa
yang kamu katakan ? saya menjelaskan ; kalau kami dihadapan rasulullah saw ,
kemudian beliau menceritakan tentang surga dan neraka, maka seakan-akan kami
melihat dengan mata kepala kami, tetapi bila kami pergi dari belia dan bergaul
dengan istri dan anan-anak serta mengurusi berbagai urusan maka kami sering
lupa ; abu bakar berkata ;Demi Allah kami juga begitu , kemudia saya dan abu
bakar pergi menghadap rasulullah saw, lalu saya berkata; wahai rasulullah ,
handzalah telah munafik,Rasulullah saw bertanya ; mengapa demikian ? Saya
berkata; Wahai rasulullah , apabila kami berada di hadapanmu kemudia engkau
menceritakn neraka dan surga maka seakan-akan kami melihat dengan mata kepala
kami, tetapi bila kami pergi dari beliau dan bergaul dengan istri dan anan-anak
serta mengurusi berbagai urusan maka kami sering lupa; maka rasulullah saw
bersabda; demi zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kamu tetap
sebagaimana keadaanmu di hadapanku dan mengingatnya niscaya para malaikat akan
menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan, tetapi hai handzalah sesaat,
dan sesaat, beliau mengulanginya sampai tiga kali (HR
Muslim)
Tanduk setan dari Najd
2.) Ibnu berkata, nabi berdoa, ya Alloh
berkahilah kami pada negeri syam, dan yaman kami' mereka berkata, terhadap najd
kami' beliau berdoa, YaAlloh berkahilah syam dan yaman kami, mereka berkata "
dan najd kami ? beliau berdoa, Ya Alloh berkahilah kami pada negeri syam, ya
Alloh berkahilah kamSi pada negeri yaman, maka saya mengira beliau bersabda pada
kali yang ketiga, "Disana terdapat-kegoncangan-kegoncangan , fitnah-Fitnah, dan
disana pula munculnya tanduk syetan (HR
Bukhari)
Keputusan berdasarkan dzahir
saja
3)
Dari abdillah bin utbah bin mas'ud, ia berkata; saya mendengar umar bin
khatab ra berkata; sesungguhnya manusia pada masa rasulullah saw itu diberi
keputusan dengna petunjuk wahyu, dan sekarang wahyu sudah terhenti. oleh karena
itu, sekarang kami memberi keputusan kepada kalian sesuai dengan perbuatan yang
nampak bagi kami. maka siapa saja yang nampak berbuat baik kepada kami niscaya
kami mempercayai dan mendekatinya dan bagi kami tidak perlu mempermasalahkan
urusan bathin, Allah lah yang memperhitungkannya, Dan siapa saja yang nampak
berbuat jahat kepada kami niscaya kami tidak mempercayai dan membenarkannya
walaupun ia mengatakan bahwa batinnya baik (HR
Bukhari)
Langit penuh malaikat
4.) Dari abu dzarr ra, ia berkata ; rasulullah
saw bersabda; "sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kamu lihat , langit itu
berkeriut-keriut; disitu tidak ada tempat untuk bisa menyisipkan empat jari -
jari melainkan ada malaikat yang meletakan dahinya untuk bersujud kepada Alloh
ta'ala, demi Alloh, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya
kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis, dan kamu
tidak akan bersuka ria dengan istrimu diperaduan. bahkan kalian akan keluar ke
tempat tempat yang ramai untuk mohon pertolongan kepada Alloh ta'ala (HR
Tirmidzi)
Tanda - tanda kebaikan suatu
ummat
5.
Dari abu musa al asyariy ra, dari nabi saw beliau bersabda ; apabila Alloh
ta'ala berkehendak menurunkan rahmat kepada suatu ummat, maka Alloh mewafatkan
nabinya sebelum ummat itu binasa, dimana nabi itu menjadi perintis jalan dan
simpanan bagi ummta itu, Dan apabila Alloh berkehendak menyiksa suatu ummat ,
maka disiksan-Nya umat itu di waktu nabinya masih hidup supaya nabi itu
melihat dan merasa lega atas bin asanya umat itu dikarenakan mendustakan dan
mendurhakai
perintahnya (Hr Muslim)
Naungan Pada Hari kiamat
6.Dari Abu hurairah ra, dari nabi saw , beliau
bersabda; ada tujuh kelompok yang akan memperoleh naungan Alloh, pada hari yang
tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu :
-
Pemimpin yang adil
- Pemuda
yang giat beribadah
-
seorang yang hatinya selalu digantungkan dengan masjid
- Dua
orang yang saling mencintai karena Alloh, keduanya berkumpul dan berpisah karena
Alloh
-
Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan bangsawan yang cantik, lalu
berkata "Sesungguhnya aku takut kepada Alloh"
-
Seorang yang memberikan sedekah ,lalu disembunyikan sampai-sampai tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
-
Seorang yang berdzikir kepada Alloh di tempat yang sunyi kemudia kedua matanya
bercucuran air mata
(HR
Bukhari dan Muslim)
Dajal
1. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali
hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong-pun dari lorong-lorong
Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat
untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -
di luar Madinah - lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan
dari goncangan- goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir
dan munafik." (Riwayat Muslim)
2.Dari Annawwas bin Sam'an r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. menyebut- nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau
s.a.w. menghuraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan
kadang-kadang diperkeraskan - dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w.
kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang- kadang di-perbesarkan hal-ehwalnya sebab
amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua
mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada
suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa
yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau
semua ini?"
Kita menjawab: "Ya Rasulullah,Tuan menyebut-nyebutkan
Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara - dan Dajjal
itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya kerana besarnya fitnah yang
akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahawa ia sudah ada di
kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang
paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya
masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penentangnya untuk melindungi
engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan
engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penentang guna melindungi
dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang
Muslim.
Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya
sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakan-nya dengan Abul
'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah
membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di
Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat
kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerosakan di bahagian
sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua."
Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari - hari pertama - itu
lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi - hari kedua - lamanya seperti
sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga - seperti sejum'at - yakni
seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan
hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam
sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup
mengerjakan seperti shalat sehari saja - yakni lima waktu?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya
masing-nasing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah, bagaimanakah
kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w. bersabda: "Iaitu bagaikan
hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada
sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan
mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. la menyuruh langit supaya menurunkan
hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu
tumbuhlah tanamannya. Se-lanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di
situ dalam keadaan bergumbul - atau berpunuk - sepanjang - atau sebesar yang
pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada - yakni penuh air
susu - dan terpanjang pantatnya - sebab semuanya kenyang.
Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu
mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian
kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini - kerana
ketetapan keimanannya -pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -
seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan
tanaman Iain-Iain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun.
Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing - bekas istana yang rosak-rosak,
kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba
harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu
sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang
pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya - menurut riwayat yang dimaksudkan ialah
Al-Hidhr, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah
tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada
sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia
hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa.
Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah
Ta'ala mengutus Isa al- Masih putera Maryam. la turun di menara - atau rumah
tinggi - putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, iaitu
mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak
tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka
mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka
berjatuhan-lah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada
seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya
itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya
pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat
menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya.
Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah
dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah
mereka - maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama
kekuasaan Dajjal tersebut - dan ia memberitahukan kepada mereka bahawa mereka
akan memperolehi darjat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian
itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahawasanya Aku - Allah - telah
mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk
menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah
hamba-hambaKu - yang menjadi kaum mu'minin - itu ke gunung Thur. Orang-orang
yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Mereka itu
mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian
berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum
airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini
berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya - dan kini sudah habis."
Nabiullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya
dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar,
sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seseorang di antara mereka itu
adalah lebih berharga dari seratus wang dinar emas bagi seseorang di antara
engkau semua pada hari ini. Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya
radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memohonkan agar
kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta'ala lalu menurunkan ulat atas bangsa
Ya'juj dan Ma'juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu
sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian
seseorang manusia.
Nabiullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu
'annum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun di bumi
itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa
Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya
radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta'ala sambil
memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung
sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu
meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah.
Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup
daripadanya tempat yang bertanah keras atau pun yang lunak - yakni semuanya
pasti terkena siraman hujan itu, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi
sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca.
Kepada bumi itu lalu dikatakan: "Tumbuhkanlah
buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada saat itu sekelompok
manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -kerana amat besarnya. Mereka
pun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikurniakanlah
keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air
susu nescayalah dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu
yang mengandungi air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor
kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu
mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengirimkan
angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu'minin itu dari
bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu'min dan
setiap orang Muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang
jahat-jahat yang saling bercampur-baur - antara lelaki dan perempuan -
sebagaimana bercampur-baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah
menjelang tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim)
3. Dari Annawwas bin Sam'an r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. menyebut- nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau
s.a.w. menghuraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan
kadang-kadang diperkeraskan - dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w.
kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang- kadang di-perbesarkan hal-ehwalnya sebab
amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua
mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada
suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa
yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau
semua ini?"
Kita menjawab: "Ya Rasulullah,Tuan menyebut-nyebutkan
Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara - dan Dajjal
itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya kerana besarnya fitnah yang
akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahawa ia sudah ada di
kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang
paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya
masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penentangnya untuk melindungi
engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan
engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penentang guna melindungi
dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang
Muslim.
Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya
sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakan-nya dengan Abul
'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah
membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di
Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat
kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerosakan di bahagian
sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua."
Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari - hari pertama - itu
lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi - hari kedua - lamanya seperti
sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga - seperti sejum'at - yakni
seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan
hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam
sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup
mengerjakan seperti shalat sehari saja - yakni lima waktu?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya
masing-nasing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah, bagaimanakah
kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w. bersabda: "Iaitu bagaikan
hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada
sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan
mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. la menyuruh langit supaya menurunkan
hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu
tumbuhlah tanamannya. Se-lanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di
situ dalam keadaan bergumbul - atau berpunuk - sepanjang - atau sebesar yang
pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada - yakni penuh air
susu - dan terpanjang pantatnya - sebab semuanya kenyang.
Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu
mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian
kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini - kerana
ketetapan keimanannya -pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -
seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan
tanaman Iain-Iain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun.
Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing - bekas istana yang rosak-rosak,
kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba
harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu
sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang
pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya - menurut riwayat yang dimaksudkan ialah
Al-Hidhr, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah
tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada
sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia
hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa.
Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah
Ta'ala mengutus Isa al- Masih putera Maryam. la turun di menara - atau rumah
tinggi - putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, iaitu
mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak
tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka
mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka
berjatuhan-lah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada
seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya
itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya
pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat
menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya.
Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah
dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah
mereka - maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama
kekuasaan Dajjal tersebut - dan ia memberitahukan kepada mereka bahawa mereka
akan memperolehi darjat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian
itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahawasanya Aku - Allah - telah
mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk
menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah
hamba-hambaKu - yang menjadi kaum mu'minin - itu ke gunung Thur. Orang-orang
yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Mereka itu
mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian
berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum
airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini
berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya - dan kini sudah habis."
Nabiullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya
dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar,
sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seseorang di antara mereka itu
adalah lebih berharga dari seratus wang dinar emas bagi seseorang di antara
engkau semua pada hari ini. Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya
radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memohonkan agar
kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta'ala lalu menurunkan ulat atas bangsa
Ya'juj dan Ma'juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu
sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian
seseorang manusia.
Nabiullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu
'annum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun di bumi
itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa
Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya
radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta'ala sambil
memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung
sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu
meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah.
Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup
daripadanya tempat yang bertanah keras atau pun yang lunak - yakni semuanya
pasti terkena siraman hujan itu, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi
sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca.
Kepada bumi itu lalu dikatakan: "Tumbuhkanlah
buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada saat itu sekelompok
manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -kerana amat besarnya. Mereka
pun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikurniakanlah
keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air
susu nescayalah dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu
yang mengandungi air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor
kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu
mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengirimkan
angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu'minin itu dari
bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu'min dan
setiap orang Muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang
jahat-jahat yang saling bercampur-baur - antara lelaki dan perempuan -
sebagaimana bercampur-baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah
menjelang tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim)
4. Dari Anas r.a. pula bahawasanya Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu
ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian
kependetaan." (Riwayat Muslim)
5. Dari Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahawasanya
ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Nescayalah sekalian manusia itu sama
melarikan diri dari gangguan Dajjal iaitu ke gunung-gunung." (Riwayat
Muslim)
6. Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhuma,
katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peristiwa
pun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari
kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat Muslim)
7. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w.
sabdanya: "Dajjal keluar lalu ada seseorang dari golongan kaum mu'minin, ia
ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal. Mereka
berkata kepada orang itu: "Ke mana engkau bersengaja pergi?" la menjawab: "Saya
sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar - yakni yang baru muncul dan yang
dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah engkau tidak beriman dengan
Tuhan kita." la menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat
keagungannya - sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya."
Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebahagian orang berkata kepada
yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh
seseorang tanpa memperoleh persetujuannya." Mereka pun pergilah dengan membawa
orang itu ke Dajjal.
Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu'min itu, lalu orang
mu'min tadi berkata: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang
disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya
menangkap orang mu'min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata:
"Ambillah ia lalu lukailah - kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan
bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata: "Adakah engkau tidak
suka beriman kepadaku?" Orang mu'min itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha
pendusta." la diperintah menghadap kemudian digergajilah ia dengan gergaji dari
pertengahan tubuhnya, iaitu antara kedua kakinya - maksudnya dibelah dua. Dajjal
lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Berdirilah."
Orang mu'min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya.
"Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku." la berkata: "Saya tidak bertambah
melainkan kewas-padaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya
orang mu'min itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat
berbuat sedemikian tadi kepada seseorang pun dari para manusia, setelah saya
sendiri mengalaminya." la diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian
Allah membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya,
maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu
mengambil orang tadi, iaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu
melemparkannya. Orang-orang sama mengira bahawa hanyasanya orang itu dilemparkan
olehnya ke neraka, tetapi se-benarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal
kesyahidannya - yakni kematian syahidnya - di sisi Allah yang menguasai semesta
alam ini." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan
sebahagiannya dengan huraian yang semakna dengan di atas itu.
Almasalihu iaitu para pengintai atau penyelidik.
8. Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya:
"Tiada seorang pun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada
saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya
berkata: "Orang-orang sama berkata bahawa Dajjal itu mempunyai segunung tompokan
roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah lebih mudah bagi
Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
9. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Tiada seorang Nabi pun yang diutus oleh Allah, melainkan ia
benar-benar memberikan peringatan kepada ummatnya tentang makhluk yang buta
sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta
sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azza wa jalla semua itu tidaklah buta
sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf
kaf, fa', ra' - yakni kafir." (Muttafaq 'alaih)
10. Dari Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal,iaitu
yang belum pernah diberitahukan oleh seseorang Nabi pun kepada kaumnya.
Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan
sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahawa itu
adalah syurga, sebenarnya adalah neraka." (Muttafaq 'alaih)
11. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma
bahawasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang
banyak, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya.
Ingatlah bahawa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang
sebahagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang
menonjol." (Muttafaq 'alaih)
Kisah 3
Laki-laki dalam Gua
Dari Abu Abdur Rahman, iaitu Abdullah bin Umar bin
al-Khaththab radhiallahu 'anhuma, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelummu sama
berangkat berpergian, sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua guna
bermalam, kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar
dari gunung lalu menutup gua itu atas mereka. Mereka berkata bahawasanya tidak
ada yang dapat menyelamatkan engkau semua dari batu besar ini melainkan jikalau
engkau semua berdoa kepada Allah Ta'ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang
baik-baik.
Seorang dari mereka itu berkata: "Ya Allah. Saya
mempunyai dua orang tua yang sudah tua-tua serta lanjut usianya dan saya tidak
pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga
ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah saya mencari kayu -
yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada
kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya saya pun terus memerah
minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur. Saya enggan
untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum
keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap dalam
keadaan menantikan bangun mereka itu terus- menerus dan gelas itu tetap pula di
tangan saya, sehingga fajarpun menyingsinglah, Anak-anak kecil sama menangis
kerana kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya
setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah, jikalau saya
mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan
keredhaanMu, maka lapanglah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar
yang menutup ini." Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum
lagi dapat keluar dari gua.
Yang lain berkata: "Ya Allah, sesungguhnya saya
mempunyai seorang anak bapa saudara yang wanita - jadi sepupu wanita - yang
merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian manusia - dalam sebuah
riwayat disebutkan: Saya mencintainya sebagai kecintaan orang-orang lelaki yang
amat sangat kepada wanita - kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi ia
menolak kehendakku itu, sehingga pada suatu tahun ia memperolehi kesukaran.
lapun mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus dua puluh dinar padanya
dengan syarat ia suka menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku -maksudnya
suka dikumpuli dalam seketiduran. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah saya dapat
menguasai dirinya - dalam sebuah riwayat lain disebutkan: Setelah saya dapat
duduk di antara kedua kakinya - sepupuku itu lalu berkata: "Takutlah engkau pada
Allah dan jangan membuka cincin - maksudnya cincin di sini adalah kemaluan, maka
maksudnya ialah jangan melenyapkan kegadisanku ini - melainkan dengan haknya -
yakni dengan perkahwinan yang sah -, lalu saya pun meninggalkannya, sedangkan ia
adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang saya berikan
itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian
dengan niat untuk mengharapkan keredhaanMu, maka lapangkanlah kesukaran yang
sedang kita hadapi ini." Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja mereka
masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.
Orang yang ketiga lalu berkata: "Ya Allah, saya mengupah
beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali
seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya
perkembangkan sehingga bertambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa
waktu, pada suatu hari ia mendatangi saya, kemudian berkata: Hai hamba Allah,
tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata: Semua yang engkau lihat
ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan
kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau
memperolok-olokkan aku. Saya menjawab: Saya tidak memperolok-olokkan engkau.
Kemudian orang itu pun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan
tidak seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang
sedemikian ini dengan niat mengharapkan keredhaanMu, maka lapangkanlah kita dari
kesukaran yang sedang kita hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan
mereka pun keluar dari gua itu. (Muttafaq 'alaih)
Kisah 3
pemuda yang berpenyakit
Keenam: Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya ia mendengar
Nabi s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya ada tiga orang dari kaum Bani Israil,
iaitu orang sopak - yakni belang-belang kulitnya, orang botak dan orang buta.
Allah hendak menguji mereka itu, kemudian mengutus seorang malaikat kepada
mereka. Ia mendatangi orang supak lalu berkata: "Keadaan yang bagaimanakah yang
amat tercinta bagimu?" Orang supak berkata: "Warna yang baik dan kulit yang
bagus, juga lenyaplah kiranya penyakit yang menyebabkan orang-orang merasa jijik
padaku ini." Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah kotoran-kotoran itu
dari tubuhnya dan dikurniai -oleh Allah Ta'ala - warna yang baik dan kulit yang
bagus. Malaikat itu berkata pula: "Harta macam apakah yang amat tercinta
bagimu?" Orang itu menjawab: "Unta." Atau katanya: "Lembu," yang merawikan Hadis
ini sangsi - apakah unta ataukah lembu. Ia lalu dikurniai unta yang bunting,
kemudian malaikat berkata: "Semoga Allah memberi keberkahan untukmu dalam unta
ini."
Malaikat itu seterusnya mendatangi orang botak, kemudian
berkata: "Keadaan yang bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orang botak
berkata: "Rambut yang bagus dan lenyaplah kiranya apa-apa yang menyebabkan
orang-orang merasa jijik padaku ini." Malaikat itu lalu mengusapnya dan
lenyaplah botak itu dari kepalanya dan ia dikurnia rambut yang bagus. Malaikat
berkata pula: "Harta macam apakah yang amat tercinta bagimu?" Ia berkata:
"Lembu." la pun lalu dikurnia lembu yang bunting dan malaikat itu berkata:
"Semoga Allah memberikan keberkahan untukmu dalam lembu ini."
Akhirnya malaikat itu mendatangi orang buta lalu
berkata: "Keadaan bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orang buta menjawab:
"Iaitu hendaknya Allah mengembalikan penglihatanku padaku sehingga aku dapat
melihat semua orang." Malaikat lalu mengusapnya dan Allah mengembalikan lagi
penglihatan padanya. Malaikat berkata pula: "Harta macam apakah yang amat
tercinta bagimu?" Ia menjawab: "Kambing." la pun dikurnia kambing yang bunting -
hampir beranak.
Yang dua ini - unta dan lembu melahirkan anak-anaknya
dan yang ini - kambing - juga melahirkan anaknya. Kemudian yang seorang - yang
supak - mempunyai selembah penuh unta dan yang satunya lagi - yang botak -
mempunyai selembah lembu dan yang lainnya lagi - yang buta - mempunyai selembah
kambing.
Malaikat itu lalu mendatangi lagi orang - yang asalnya -
supak dalam rupa seperti orang supak itu dahulu keadannya - yakni berpakaian
serba buruk - dan berkata: "Saya adalah orang miskin, sudah terputus semua
sebab-sebab untuk dapat memperolehi rezeki bagiku dalam berpergianku ini. Maka
tidak ada yang dapat menyampaikan maksudku pada hari ini kecuali Allah kemudian
dengan pertolongan mu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang
telah mengurniakan padamu warna yang baik dan kulit yang bagus dan pula harta
yang banyak, sudi kiranya engkau menyampaikan maksudku dalam berpergianku ini -
untuk sekadar bekal perjalanannya." Orang supak itu menjawab:
"Keperluan-keperluanku masih banyak sekali." Jadi enggan memberikan sedekah
padanya. Malaikat itu berkata lagi: "Seolah-olah saya pernah mengenalmu.
Bukankah engkau dahulu seorang yang berpenyakit supak yang dijijiki oleh seluruh
manusia, bukankah engkau dulu seorang fakir, kemudian Allah mengurniakan harta
padamu?" Orang supak dahulu itu menjawab: "Semua harta ini saya mewarisi dari
nenek-moyangku dulu dan mereka pun dari nenek-moyangnya pula." Malaikat berkata
pula: "Jikalau engkau berdusta dalam pendakwaanmu - huraianmu yang menyebutkan
bahawa harta itu adalah berasal dari warisan, maka Allah pasti akan menjadikan
engkau kembali seperti keadaanmu semula.
Malaikat itu selanjutnya mendatangi orang - yang asalnya
-botak, dalam rupa - seperti orang botak dulu - dan keadaannya -yang hina dina,
kemudian berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakan kepada orang supak dan
orang botak itu menolak permintaannya seperti halnya orang supak itu pula.
Akhirnya malaikat itu berkata: "Jikalau engkau berdusta, maka Allah pasti akan
menjadikan engkau kembali sebagaimana keadaanmu semula."
Seterusnya malaikat itu mendatangi orang - yang asalnya
- buta dalam rupanya - seperti orang buta itu dahulu - serta keadaannya - yang
menyedihkan, kemudian ia berkata: "Saya adalah orang miskin dan anak jalan -
maksudnya sedang bepergian dan kehabisan bekal, sudah terputus semua sebab-sebab
untuk dapat memperoleh rezeki bagiku dalam berpergianku ini, maka tidak ada yang
dapat menyampaikan maksudku pada hari ini, kecuali Allah kemudian dengan
pertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang
mengembalikan penglihatan untukmu iaitu seekor kambing yang dapat saya gunakan
untuk menyampaikan tujuanku dalam berpergian ini." Orang buta dahulu itu
berkata: "Saya dahulu pernah menjadi orang buta, kemudian Allah mengembalikan
penglihatan padaku. Maka oleh sebab itu ambillah mana saja yang engkau inginkan
dan tinggalkanlah mana saja yang engkau inginkan. Demi Allah saya tidak akan
membuat kesukaran padamu - kerana tidak meluluskan permintaanmu -pada hari ini
dengan sesuatu yang engkau ambil kerana mengharapkan keredhaan Allah
'Azzawajalla."
Malaikat itu lalu berkata: "Tahanlah hartamu - ertinya
tidak diambil sedikitpun, sebab sebenarnya engkau semua ini telah diuji,
kemudian Allah telah meredhai dirimu dan memurkai pada dua orang sahabatmu -
yakni si supak d an si botak." (Muttafaq alaih)
Dari Shuhaib r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Dahulu ada seorang raja dari golongan ummat yang sebelum engkau
semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata
kepada raja: "Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku
seorang anak yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir."
Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang anak untuk
diajarinya. Anak ini di tengah perjalanannya apabila seseorang rahib -pendeta
Nasrani - berjalan di situ, ia pun duduklah padanya dan mendengarkan
ucapan-ucapannya. Apabila ia telah datang di tempat penyihir - yakni dari
pelajarannya, ia pun melalui tempat rahib tadi dan terus duduk di situ - untuk
mendengarkan ajaran- ajaran Tuhan yang disampaikan olehnya. Selanjutnya apabila
datang di tempat penyihir, ia pun dipukul olehnya - kerana kelambatan datangnya.
Hal yang sedemikian itu diadukan oleh anak itu kepada rahib, lalu rahib berkata:
"Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah bahawa engkau ditahan oleh
keluargamu dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahawa
engkau ditahan oleh penyihir."
Pada suatu ketika di waktu ia dalam keadaan yang
sedemikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang
yang besar dan menghalang- halangi orang banyak - untuk berlalu di jalanan itu.
Anak itu lalu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu
yang lebih baik ataukah pendeta itu yang lebih baik?" Iapun lalu mengambil
sebuah batu kemudian berkata: "Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih
dicintai di sisiMu daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini
sehingga orang-orang banyak dapat berlalu." Selanjutnya binatang itu dilemparnya
dengan batu tadi, kemudian dibunuhnya dan orang-orang pun berlalulah. Ia lalu
mendatangi rahib dan memberitahukan hal tersebut. Rahib itu pun berkata: "Hai
anakku, engkau sekarang adalah lebih mulia daripadaku sendiri. Keadaanmu sudah
sampai di suatu tingkat yang saya sendiri dapat memakluminya.Sesungguhnya engkau
akan terkena cubaan, maka jikalau engkau terkena cubaan itu, janganlah menunjuk
kepadaku."
Anak itu lalu dapat menyembuhkan orang buta dan
berpenyakit lepra serta dapat mengubati orang banyak dari segala macam penyakit.
Hal itu didengar oleh kawan seduduk - yakni sahabat karib - raja yang telah
menjadi buta. Ia datang pada anak itu dengan membawa beberapa hadiah yang banyak
jumlahnya, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi
milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Anak itu berkata: "Sesungguhnya
saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanyasanya Allah Ta'ala yang dapat
menyembuhkannya. Maka jikalau tuan suka beriman kepada Allah Ta'ala, saya akan
berdoa kepada Allah, semoga Dia suka menyembuhkan tuan. Kawan raja itu lalu
beriman kepada Allah Ta'ala, kemudian Allah menyembuhkannya. Ia lalu mendatangi
raja terus duduk di dekatnya sebagaimana duduknya yang sudah-sudah. Raja
kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu itu?" Maksudnya:
Siapakah yang menyembuhkan butamu itu? Kawannya itu menjawab: "Tuhanku." Raja
bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia
menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Kawannya itu lalu ditindak oleh
raja tadi dan terus-menerus diberikan seksaan padanya, sehingga kawannya itu
menunjuk kepada anak yang menyebabkan kesembuhannya. Anak itu pun didatangkan.
Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat
menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra dan engkau dapat melakukan
ini dan dapat pula melakukan itu." Anak itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak
dapat menyembuhkan seseorang pun, hanyasanya Allah Ta'ala jualah yang
menyembuhkannya." Anak itu pun ditindaknya, dan terus-menerus diberikan seksaan
padanya, sehingga ia menunjuk kepada pendeta. Pendeta pun didatangkan, kemudian
kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu!" Maksudnya supaya meninggalkan
agama Nasrani dan beralih menyembah raja dan patung-patung. Pendeta itu enggan
mengikuti perintahnya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian
diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya. Kepala itu dibelahnya sehingga
jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan
seduduk raja dahulu itu, lalu kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu
itu!" Ia pun enggan menuruti perintahnya. Kemudian diletakkan pula lah gergaji
itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya, sehingga jatuhlah kedua belahannya itu.
Seterusnya didatangkan pulalah anak itu. Kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari
agamamu." la pun menolak ajakannya. Kemudian anak itu diberikan kepada
sekeIompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa anak ini ke gunung ini
atau itu, naiklah dengannya ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di
puncaknya, maka apabila anak ini kembali dari agamanya, bolehlah engkau
lepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu."
Sahabat-sahabatnya itu pergi membawanya, kemudian menaiki gunung, lalu anak itu
berkata: "Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu."
Kemudian gunung itu pun bergerak keras dan orang- orang itu jatuhlah semuanya.
Anak itu lalu berjalan menuju ke tempat raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan
oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari
tindakan mereka. Anak tersebut terus diberikan kepada sekelompok
sahabat-sahabatnya yang lain lagi dan berkata: "Pergilah dengan membawa anak ini
dalam sebuah tongkang dan belayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau ia kembali
dari agamanya - maka lepaskanlah ia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ke
lautan itu." Orang-orang bersama- sama pergi membawanya, lalu anak itu berkata:
"Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Tiba-tiba
tongkang itu terbalik, maka tenggelamlah semuanya. Anak itu sekali lagi berjalan
ke tempat raja. Rajapun berkatalah: "Apakah yang dikerjakan oleh kawan-kawanmu?"
Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka."
Selanjutnya ia berkata pula pada raja: "Tuan tidak dapat membunuh saya, sehingga
Tuan suka melakukan apa yang ku perintahkan." Raja bertanya: "Apakah itu?" Ia
menjawab: "Tuan kumpulkan semua orang di lapangan menjadi satu dan Tuan salibkan
saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku
ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan
nama Allah, Tuhan anak ini," terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya
apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat
membunuhku."
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas. Anak
itu disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari
tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: "Dengan
nama Allah, Tuhan anak ini." Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu
pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya,
kemudian meninggal dunia.
Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: "Kita semua
beriman kepada Tuhannya anak ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan:
"Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini Tuan takutkan? Benar-benar, demi
Allah, apa yang Tuan takutkan itu telah tiba - yakni tentang keimanan seluruh
rakyatnya. Orang-orang semuanya telah beriman."
Raja memerintahkan supaya orang-orang itu digiring di
celah-celah bumi - yang bertebing dua kanan-kiri - iaitu di pintu lorong jalan.
Celah-celah itu dibelahkan dan dinyalakan api di situ, Ia berkata: "Barangsiapa
yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam celah-celah itu,"
atau dikatakan: "Supaya melemparkan dirinya sendiri ke dalamnya." Orang banyak
melakukan yang sedemikian itu - sebab tidak ingin kembali menjadi kafir dan
musyrik lagi, sehingga ada seorang wanita yang datang dengan membawa bayinya.
Wanita ini agaknya ketakutan hendak menceburkan diri ke dalamnya. Bayinya itu
lalu berkata: "Hai ibunda, bersabarlah, kerana sesungguhnya ibu adalah menetapi
atas kebenaran." (Riwayat Muslim)
Allah Hanya menerima hal yang
baik
1. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu adalah Maha Baik,
maka Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik saja. Sesungguhnya Allah
menyuruh kaum mu'minin sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah
Ta'ala berfirman: "Hai sekalian para Rasul, makanlah engkau semua dari apa-apa
yang baik - yakni halal bendanya dan halal pula cara mengusahakannya serta
beramal shalihlah engkau semua." (al-Mu'minun: 51).
Allah Ta'ala juga berfirman: "Hai sekalian orang yang
beriman, makanlah engkau semua akan yang baik-baik - yakni halal bendanya dan
halal pula cara mengusahakannya - dari apa-apa yang Kami rezekikan kepadamu
semua." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. menyebutkan seseorang lelaki yang lama
sekali menempuh perjalanan, keadaannya kusut masai, penuh debu. la mengangkatkan
kedua tangannya ke langit sambil memohon: "Ya Tuhanku, ya Tuhanku," tetapi yang
dimakannya haram, yang diminumnya haram, juga dulunya diberi makanan yang haram
- oleh kedua orang tuanya, maka bagaimanakah orang sedemikian itu dapat
dikabulkan doanya." (Riwayat Muslim)
No comments:
Post a Comment